Perjalanan hidup manusia sejak dari dalam rahim ibu, terlahir di dunia, masuk alam kubur, dan sampai akherat nanti bisa diibaratkan sebagai sebuah perjalanan yang sangat panjang bahkan tiada bertepi. Namun demikian lakon hidup kita di dunia ini sangatlah singkat. Saking singkatnya orang jawa bilang bahwa hidup kita di dunia ini bagaikan sekedar ”mampir ngombe” dalam perjalanan jauh yang melelahkan. Kita sudah sama-sama maklum bahwa yang namanya ”mampir ngombe” atau mampir ke rumah seseorang untuk sekedar minta air putih untuk diminum, hanya membutuhkan waktu sebentar saja. Kemudian setelah mendapatkan air minum langsung melanjutkan perjalanan panjang. Demikian juga halnya dengan kehidupan kita di dunia. Ia hanya sebagai sarana untuk mengumpulkan bekal demi menjalani kehidupan kekal di akherat kelak.
Hidup yang cuma sebentar ini jangan sampai kita sia-siakan tapi kita harus membuatnya berarti. Hidup sekali hiduplah yang berarti, demikian motto kyai saya. So, how to make our lives meaningful? Tentu banyak langkah, cara, metode yang bisa kita tempuh. Namun Sayyidina Ali Radhiyallahu ‘Anhu mewasiatkan 4 hal yang harus kita perhatikan agar hidup kita memiliki nilai plus.
1. Jaga kesehatan akal
Akal merupakan salah satu pembeda antara manusia dan bukan manusia (baca hewan). Ia merupakan kekayaan paling berharga yang kita miliki, maka menjaganya untuk selalu sehat dan bermanfaat merupakan sebuah keharusan. Menjaga akal disini bisa dita’wilkan mengasahnya untuk selalu berfikir, bertadabbur terhadap semua ciptaan Allah sehingga pada gilirannya bisa menjadikan kita seorang yang ’alim. ’alim terhadap keagungan dan kekuasaan Allah yang tanpa batas.
2. Lawan kebodohan
Sayyidina Ali Radhiyallahu ’Anhu menganggap kebodohan sebagai sebuah kemiskinan. Dialah sesuatu yang paling berbahaya dan membahayakan karena orang yang bodoh tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan, mana yang wajib dan mana yang haram. Kalau manusia sudah tidak bisa membedakan hal itu tadi, cepat atau lambat kehinaan dan kehancuran akan menghampirinya. Maka kita harus menghindari dan bahkan harus melawan kebodohan. Bukankah annasu a’dau ma jahilu?
3. Hindari ’ujub
’ujub atau ta’jub terhadap diri sendiri merupakan sejelek-jelek sifat manusia. Orang yang selalu membanggakan dan mengagungkan dirinya sendiri suatu saat pasti akan menemui kegagalan dan kejatuhan. Kita harus sadar bahwa prestasi kita dalam kehidupan di dunia ini tidak nihil dari campur tangan Sang Maha Kuasa. Usaha dan kerja keras kita hanya menentukan 10 sampai 20 % dari kesuksesan kita. Selebihnya ketentuan Allah-lah yang berbicara. Namun demikian janganlah Qadha’ dan Qadar Allah membuat kita malas, apatis, nrimo ing pandum tanpa mau berusaha karena dalam Islam berikhtiar itu wajib hukumnya.
4. Milikilah akhlaq yang mulia
Satu-satunya parameter kemuliaan seseorang di dunia ini adalah pada akhlaqnya. Sepintar apakah, sekaya apakah, sekuasa apakah, dan sesukses apakah seseorang itu namun jika akhlaknya bejat maka hanya kehinaanlah yang ia dapat.
Sumber http://ahmadsaifulloh.com/inilah-4-hal-yang-menjadikan-hidup-kita-lebih-berarti
0 komentar:
Posting Komentar